Friday, September 20, 2013

Kelas Inspirasi: Sehari Mengajar, Selamanya Menginspirasi

Latar Belakang

Kelompok 6 pada Sesi Briefing
Sudah sejak lama saya ingin terjun di dunia volunteering, tepatnya sejak nonton film series Korea: "Love Story in Harvard" (upsss, ketahuan deh suka nonton Korea, wkwkwk). Secara ringkas, film ini menceritakan seorang cewek cantik dan pinter (mahasiswi Harvard Medical School) yang berasal dari keluarga Korea miskin di Boston. Ayahnya bekerja di pertanian di luar kota sedangkan dia tinggal berdua dengan rekan sekampus (flat sharing) dekat kampus Harvard. Untuk menunjang biaya kuliah, dia bekerja keras termasuk diantaranya memberikan privat ke salah satu mahasiswa baru di Harvard Law School, yang kemudian menjadi pacarnya. Ditengah-tengah kesibukan belajar dan bekerja, dia juga terlibat sebagai relawan orang-orang yang terkena penyakit HIV/AIDS. Pokoknya keren banget dah..


Upacara Pembukaan KI di SDN 2 Katulampa
Wah, ngelantur jauh banget ya?? Tapi, itulah mengapa aku ingin sekali ikut dalam volunteering. Awalnya pengen ikutan terjun langsung tetapi karena sudah bekerja, waktu yang tersisa sangat sedikit. Akhirnya saya memutuskan menjadi donatur ke salah satu gerakan yang didirikan rekan saya untuk memberikan beasiswa ke anak pintar kurang mampu di daerah Sumatera Utara, yaitu gerakan Recehan Uang untuk Pendidikan Siswa Indonesia (RUPSI). Tapi ternyata, jiwa saya masih belum merasa puas. Saya pernah menulis di status socmed saya: "Jadilah inspirasi bagi banyak orang. Kalau tidak setidak-tidaknya bagi sedikit orang. Kalau tidak bisa setidak-tidaknya jadilah inspirasi bagi diri Anda sendiri." Jadi, menginspirasi adalah panggilan hidup saya, hanya saja saya tidak tahu bagaimana cara paling efektif. Beberapa inspirasi telah saya coba tuangkan dalam blog ini (yang sebagian adalah kehidupan nyata saya).

Sekitar sebulan yang lalu, rekan saya mengirimkan e-mail tentang Kelas Inspirasi (KI). Saya sangat tertarik dan mencoba mendaftar. Awalnya merasa agak ribet karena harus mengisi formulir online yang panjang. Tapi kemudian saya berpikir bahwa Panitia KI juga tidak mau merekrut sembarang orang. Setalah mendaftar, saya menunggu hasil pendaftarannya. Dan saya diterima.... Yey.... Yeah...... Yeah.......... Seneng banget..... Hahaha..... *lebay mode on!

Briefing

Sesuai dengan pengumuman, saya masuk kelompok 6 dan diminta menghadiri briefing pada hari Sabtu, 31 Agustus 2013 di Aula PGN Bogor. Karena saya jarang ke Bogor dan kurang familiar, maka saya bener-bener membaca petunjuk menuju lokasi. Saya KRL dari St. Gondangdia ke St. Bogor. Dari sana karena sudah agak terlambat, saya naik ojek dan harus merogoh kocek sebanyak 15ribu yang ternyata sangat dekat. Nyesel naik ojek. Hahahahaha...

Pada saat briefing, yang dijelaskan adalah modul Kelas Inspirasi serta beberapa tips dan trik dari mantan Pengajar Muda di Indonesia Mengajar dalam mengelola kelas selama kegiatan mengajar berlangsung. Awalnya saya merasa kesepian, tidak ada orang yang saya kenal, dan rekan-rekan kelompok 6 kelihatannya pendiam. Kemudian dalam waktu 2 jam kami harus sudah merencanakan sesuatu karena menjelang hari H tinggal 10 hari lagi. Komunikasi kami putuskan lewat Whatsapp. Dengan kerelaan beberapa teman untuk melakukan persiapan dan survey (saya tidak bisa ikut karena sedang berada di luar kota), maka menjelang hari H semua kelihatannya sudah beres.

Kelas Inspirasi: Bangun Mimpi Anak Indonesia

Para Guru di SDN 2 Katulampa, Bogor
Pada hari H, semuanya sepertinya sudah beres. Bahan-bahan sudah saya dan temen-temen persiapkan. Akan tetapi masih ada kesulitan teknis yaitu ada inspirator yang mengundurkan diri. Yang paling pusing sih kabag kurikulum kita untuk menyusun jadwal menginsipirasi. Hehehe, saya mah anteng2 aja, siapa ditempatkan dimana saja dan berapa sesi pun.

Pk. 04.00 saya terbangun karena adanya telpon dari taxi yang saya pesan (bayangkan jam 4 sudah bangun, OH BIG NO....). Kemudian saya bersiap-siap dan 20 menit kemudian sudah memasuki taxi. Saya putuskan naik taxi karena memang tidak ada jadwal KRL sepagi itu menuju Bogor. Taxi melaju di jalanan Jakarta yang sangat sepi, menjemput rekan saya di Kawasan Semanggi (sebelumnya belum pernah bertemu) dan di Kawasan Pancoran, kemudian dilanjutkan melintasi Tol Jagorawi dan mengantar kami dengan selamat di Bogor dengan argo mencapai Rp250rb. OMG!!

Antusiasme anak-anak SDN 2 Katulampa
Sesampainya di SDN 2 Katulampa Bogor, kami menemui Kepala Sekolah dan guru-guru. Acara dimulai dengan upacara pembukaan: menyanyikan lagu Indonesia Raya! Wah, rasanya sudah lama sekali saya tidak menyanyikan lagu kebangsaan, hahahaha Kemudian dilanjutkan acara perkenalan dan sambutan dari sekolah. Kemudian, satu persatu, para inspirator memasuki kelas. Saya mendapat kesempatan menginspirasi di kelas 4 dan 6 (seharusnya kelas 2 juga tapi karena miskomunikasi, kelas 2-nya dah pulang, huahahaha)..

Inspirator menjelaskan tentang profesi
Inspirator Membangun Mimpi Anak Indonesia
Salam Semangat: Asek Asek Wosh..
Detik-detik Menempelkan Cita-cita ke balon gas
Penyerahan Suvenir ke SDN 2 Katulampa

Balon Cita-Cita Siap Diterbangkan
Balon Cita-Cita telah diterbangkan
Setelah kelas selesai, acara ditutup dengan menempelkan cita-cita ke balon gas. Mengendalikan ratusan anak2 yang melihat balon gas bukanlah pekerjaan mudah. Jiwa BATAK saya langsung keluar, mengambil alih mic dan mengendalikan keadaan sehingga semua tertib. Sesudah itu, balon diterbangkan sambil memanjatkan doa agar cita-cita anak2 SD N 2 Katulampa tercapai. Balon kemudian terus naik, tinggi menembus angkasa. Saya sampaikan sebuah peribahasa yang sangat bagus untuk anak2 disana: "Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit dan rendahkanlah hatimu serendah mutiara di dasar laut." Peribahasa ini dulunya sangat populer, tetapi anak2 zaman sekarang bahkan sudah tidak familiar dengan peribahasa ini.

Inspirator dan Para Guru SDN 2 Katulampa

No comments: