Hari Menanam Pohon (Rabu, 07 Agustus 2013)
Pembaca: Mengapa dalam acara reuni keluarga ada menanam pohon? Apalagi di daerah Sidikalang yang masih terbilang dingin, sejuk, dan jauh dari polusi? Mengapa harus menanam pohon?
Penulis: Suka-suka gue dong, emang ini kan reuni keluarga gue, masalah buat loh? Terus salah gue, salah keluarga gue, salah temen-temen gue? *Apa sih???
|
Semua ambil bagian |
Hahaha, sabar..sabar.. Tarik napas dan tahan di perut, jangan sampai keluar dari "lobang" lain. Wkwkwkw... Memang salah satu dari kegiatan yang saya rencanakan dalam reuni keluarga besar saya adalah menamam pohon. Slogan menanam pohon selamatkan bumi hanya akan menjadi kalimat belaka apabila kita tidak mengambil bagian. Oleh karena itu, jauh-jauh hari sebelum acara reuni ini dilaksanakan, saya sudah meminta semua anggota keluarga membawa bibit pohon, terutama pohon pinang, kemiri, alpukat dan durian. Pohon pinang adalah salah satu pohon favorit saya karena itu saya minta bibit pohon pinang dalam jumlah banyak.
|
Perintisan dilakukan oleh kaum pria dewasa |
Setelah tertunda sehari dari rencana menamam pohon (direncanakan diadakan pada hari kedua mengingat bibit pohon yang dibawa tidak mampu bertahan hidup lebih lama apabila tidak segera ditanam), maka pada hari ketiga seluruh anggota keluarga dikerahkan ke lokasi penanamam pohon. Lokasi berada di ladang kami seluas 1 ha yang sudah ditumbuhi oleh semak belukar. Pada saat kami membeli tanah tersebut, sekelilingnya masih hutan lebat. Saya masih ingat sewaktu saya kecil. Sekarang semua lahan disana sudah dijual oleh pemilik tanah dan telah berubah menjadi ladang dan kebun (kebanyakan kopi dan jeruk).
Semua anggota keluarga ambil bagian dalam acara ini. Kelompok pria dewasa melakukan upaya perintisan sedangkan kelompok wanita dewasa melakukan penanaman, adapun anak-anak tidak mau ketinggalan. Mereka turut menanam dan menyiram pohon yang telah ditanam. Sementara saya sendiri lebih banyak mengabadikan kegiatan melalui foto dan rekaman video. Keceriaan dan rasa kekeluargaan sangat terasa. Namun malangnya saya, ditengah acara menanam pohon, tangan saya terluka dan mengeluarkan banyak darah sehingga penanaman terhenti sejenak. Saya yang tidak tahan melihat darah mengucur langsung merasa lemas.
|
Setiap keluarga menanam minimal 1 pohon |
|
Kakak dan kakak iparku mesra menanam pohon |
|
Kakak dan ponakanku menanam pohon keluarga |
|
Menanam pohon ditengah rumput ilalang |
|
Anak-anak juga turut ambil bagian
|
|
Tetap gaya saat menanam pohon |
Setelah terhenti sejenak, acara kami lanjutkan. Saya diwajibkan lebih berhati-hati. Hehehe, katanya mereka semua maklum. Saya sekarang sudah jarang bekerja di ladang makanya kulitnya lebih sensitif.
|
Singkong Jumbo
Setelah selesai, kami pun berjalan kaki menuju Lae Mbulan, ke rumah kakak kedua, dan menyantap makan siang (agak terlambat sih) disana. Capek beud sampai aku tertidur di lantai disana...
|
|
Perjalanan menuju Lae Mbulan |
2 comments:
Hi.. Btw sebenernya saya googling nyari info kendaraan dari Kuala Namu ke Sidikalang.. Salah satu link yg muncul blog dirimu. Boleh info gak dr Kuala Namu ada yg lgsg ke Sidikalang ga ya? Atw harus ke Medan dulu? Transportnya apa ya?
Mauliate :)
widya_sng
@ Widya_sng: Sejauh ini hanya 1 satu kendaraan yang langsung dari Kuala Namu ke Sdk via Medan yaitu Napogos Transport. Tapi akan ada pergantian kendaraan dari Medan. Untuk yang langsung tanpa transit dan ganti kendaraan tidak ada..
Post a Comment