Friday, December 07, 2012

Apakah Menepati Janji itu Penting?

"When you over promise and under deliver you lose your credibility and that is incredibly hard to win back." (Angela Paige)

Suatu hari, saya dan teman saya berjanji akan pergi ke luar negeri. Karena tempat yang dituju jauh dan membutuhkan biaya besar, maka kami akan lakukan sejumlah persiapan. Diantaranya hunting tiket, hunting penginapan dan aku harus berhemat selama beberapa bulan untuk menuju tempat yang akan kami kunjungi. Karena dia sudah berpengalaman berpetualang luar negeri, maka aku sangat bergantung padanya dan dia berjanji akan membawaku kesana. Setelah beberapa bulan berlalu, berkali-kali aku tanyakan melalui pesan singkat kepadanya bagaimana tentang rencana kami yang dulu dan janjinya untuk membawaku kesana. Tapi tidak pernah ada respon. Akhirnya kubicarakan secara empat mata, dan dia mengatakan tidak memiliki cukup dana untuk itu. Semudah itukah? Tanpa perlu minta maaf? Sementara aku begitu berharap!

Bagi sebagian orang, mengucapkan janji semudah meneguk air putih. Setelah meminumnya, dia merasa puas pada saat itu dan lupa akan konsekuensinya yaitu kewajiban bersyukur karena air putih itu bisa menghilangkan dahaganya. Demikian juga berjanji, orang akan merasa puas pada saat itu karena bisa memenuhi keinginan orang lain. Akan tetapi lupa akan konsekuensinya yaitu kewajiban memenuhi janji tersebut. Sebenarnya seberapa pentingkah menepati janji?

Dalam Islam, janji dianalogikan sebagai sebuah hutang. Konsep al-wa’du dainun (janji adalah hutang) menjadi penting sebab hutang harus ditunaikan (dilunasi). Sedangkan orang yang mengingkari janji, dalam sebuah hadis termasuk dalam kategori orang munafik. Beberapa ciri orang munafik: pendusta, pengingkar janji, dan pengkhianat. Perintah menunaikan janji, Allah berfirman, ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya...” (QS. An-Nisaa’: 58). Atau dalam hadis, ”Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad dan Al-Bazzaar). Orang yang ingkar janji adalah musuh Allah di akhirat.

Dalam Kekristenan, seseorang yang telah berjanji tidak boleh mengingkari janjinya. Bilangan 30-2: "Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN, sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji, maka janganlah ia melanggar perkataannya itu; haruslah ia berbuat tepat seperti yang diucapkannya." Mereka yang sudah dengan kehendak bebasnya berjanji melakukan sesuatu, harus memegang janjinya!

Mengingkari Janji adalah Dosa dan akan Dihukum oleh Tuhan. Tuhan Menghukum yang Jahat!

Imamat 5:4-5: "Atau apabila seseorang bersumpah teledor dengan bibirnya hendak berbuat yang buruk atau yang baik, sumpah apapun juga yang diucapkan orang dengan teledor, tanpa menyadari hal itu, tetapi kemudian ia mengetahuinya, maka ia bersalah dalam salah satu perkara itu. Jadi apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah diperbuatnya itu,"

Tuhan mengharuskan orang Kristen untuk memegang janjinya betapa pun tidak nyamannya atau menyenangkannya hal itu. Kata "ya" cukup mengikat kita di hadapan Tuhan sebagai janji kepada seseorang. Satu-satunya janji yang tidak harus kita pegang adalah janji-janji yang berdosa. Sering kali, janji melibatkan pengorbanan di luar zona nyaman. Jika Anda menjanjikan sesuatu, Tuhan mengharapkan Anda untuk menepati janji itu dengan kemampuan terbaik Anda, seolah-olah Anda melakukannya untuk Allah sendiri.

Kita tidak bisa mengakui dosa kita karena telah mengingkari janji dan kemudian berpikir bahwa kita sudah bebas dan tidak lagi bertanggung jawab. Selama Anda masih bisa menepati janji Anda (meski Anda merasa tidak nyaman dan tidak ingin melakukannya), Anda harus menemui orang itu, mengakui dosa Anda dan memperbaikinya dengan menepati janji Anda. Dapatkan Anda datang ke hadirat Tuhan sementara Anda secara sadar menolak menepati janji Anda? Hubungan seperti apa yang dapat Anda miliki dengan Tuhan jika Anda mampu atau tidak mampu menepati janji Anda?

Mengapa penting untuk menepati janji?
  1. Arti penting memegang janji adalah masalah integritas! Seseorang memiliki martabat karakter yang sejati saat dia memiliki integritas yang tinggi! 
  2. Integritas berarti kehormatan. Amsal 19:1: "Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal." 
  3. Kebohongan itu memperdaya. Jika kita percaya pada Tuhan bahwa Dia akan memegang janji-Nya, bisakah orang lain memercayai kita bahwa kita akan memegang janji kita? 
  4. Sekali kita memberi janji, kita tidak boleh mengubahnya! Tak peduli betapa sulitnya, memalukannya, dan beratnya, kita masih harus menepati janji kita dengan kemampuan terbaik kita. 
  5. Kata-kata menunjukkan pada dunia dan pada Tuhan seberapa jujur kita. Jika Anda sudah menjanjikan sesuatu dan kemudian mengingkarinya, maka akan ada luka yang dalam. Apabila sudah terluka, perlu disembuhkan dan pasti akan meninggalkan bekas.
  6. Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Dia tidak pernah memberi kita hak untuk mengingkari janji. 
  7. Tuhan senang dengan orang-orang yang memegang janjinya. Amsal 12:22: "Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan- Nya." 
  8.  Hanya dengan mengatakan bahwa anda "akan" melakukan sesuatu, anda sudah "berjanji". Selalulah berkata-kata dengan benar dan menganggap serius kata-kata Anda! Integritas dan kehormatan adalah hadiah dari menepati janji.
Sumber:

No comments: