Penulis sudah lebih dari 2 tahun menjadi
pelanggan Transjakarta, sejenis bus rapid
transit (BRT) atau lebih akrab dikenal sebagai “busway”. Angkutan massal
berbasis bus ini dulunya diharapkan mampu mengatasi kemacetan Jakarta. Mengapa
Pemerintah memilih busway bukan subway atau monorail? Ntahlah, tapi sejauh
pengetahuan Penulis, menurut pakar transportasi dan konsultan transportasi pada
saat itu, busway adalah angkutan umum massal yang cocok dengan kondisi Jakarta.
Transjakarta melintasi Bundaran HI |
Sekilas tentang
Transjakarta
Transjakarta adalah adalah sistem BRT pertama
di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kita harus bilang “WOW” dulu dong, secara
Jakarta atau khususnya Indonesia adalah pemakai BRT pertama di Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Nah, Transjakarta ini sendiri beroperasi sejak 15 Januari 2004,
jadi sudah lebih dari 8 (delapan) tahun beroperasi. Hingga 28 Desember 2011,
sudah ada 11 koridor beroperasi, 1 masih dalam konstruksi, dan 3 lagi masih dalam
rencana dengan 181 halte serta mengangkut rata-rata 310.000 penumpang setiap
hari. Sekali lagi, WOW!! Bus Transjakarta melewati jalur khusus dan harga
tiketnya masih disubsidi oleh Pemda DKI, makanya bayarnya cuma Rp 3.500/trip
aja. Hingga saat ini, Transjakarta memiliki rute BRT terpanjang di dunia
(dengan panjang sekitar 172 km) dan memiliki lebih dari 520 bus yang
beroperasi. Untuk ketiga kalinya, WOW!!
Koridor 1 : Blok M - Kota (beroperasi sampai
Pk. 23.00)
Koridor 2 : Pulo Gadung - Harmoni (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 3 : Kalideres – Pasar Baru (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 4 : Pulo Gadung – Dukuh Atas (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 5 : Kampung Melayu – Ancol (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 6 : Ragunan – Dukuh Atas (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 7 : Kampung Rambutan – Kampung
Melayu (beroperasi sampai Pk. 23.00)
Koridor 8 : Lebak Bulus – Harmoni
(beroperasi sampai Pk. 22.00)
Koridor 9 : Pluit – Pinang Ranti (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 10 : PGC Cililitan – Tanjung Priok (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 11 : Kampung Melayu – Pulo Gebang (beroperasi
sampai Pk. 23.00)
Koridor 12 : Pluit – Tanjung Priok (masih dalam
kontruksi, direncanakan selesai Desember 2012)
Koridor 13 : Blok M – Pondok Kelapa
(direncanakan beroperasi 2014)
Koridor 14 : Manggarai – UI (direncanakan
beroperasi 2015)
Koridor 15 : Ciledug – Blok M (direncanakan
beroperasi 2015)
Download rute transjakarta klik disini.
Mengapa harus Transjakarta?
Transjakarta saat rush hour |
Sampai saat ini
menurut Penulis, busway masih menjadi primadona masyarakat Jakarta. Hal ini
disebabkan jenis transportasi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat Jakarta yang menginginkan angkutan massal yang murah, aman, cepat
dan nyaman. Selain itu, mungkin pembangunan infrastruktur busway lebih mudah
dan murah serta cepat dibandingkan dengan transportasi berbasis rel. Namun
sesudah lebih dari 8 tahun beroperasi, Penulis sendiri belum merasakan apa yang
dijanjikan dari busway ini. Terutama mengenai kecepatan dan kenyamanan masih
jauh dari harapan. Kadang-kadang Penulis harus menunggu sampai setengah jam
untuk dapat naik busway dan harus berjibaku dengan lebih dari 80 orang pada
saat rush hour (jam sibuk). Faktor
kecepatan yang menjadi harapan semua orang ternyata harus bergantung pada
kondisi jalanan karena banyak pengendara yang memasuki jalur busway. Seharusnya
pada saat rush hour ini busway dapat
diandalkan, akan tetapi karena padat sesaknya penumpang mengakibatkan
masyarakat menengah keatas yang memiliki kendaraan pribadi, lebih memilih
bermacet ria dibandingkan harus padat sesak dalam busway. Justru hal inilah
yang menambah kemacetan. Disinilah missing
point yang seharusnya perlu mendapat perhatian pengelola (Badan Layanan Umum Transjakarta).
Halte Transjakarta yang padat sesak |
Namun sebagai judul
posting Penulis kali ini, sekalipun demikian banyaknya kelemahan yang ada di
Transjakarta, namun Penulis dan sekitar 300.000 orang lainnya setiap hari tetap
memilih menggunakan busway karena memang lebih murah, aman, dan murah meskipun
belum bisa menjanjikan menjadi angkutan yang cepat. Sehingga, sampailah pada
kesimpulan: “Transjakarta: Kubenci Kau
dengan Penuh Kasih Sayang.” Sebenarnya semua penumpang mencintai
Transjakarta sekaligus juga membenci karena pelayanan yang masih jauh dari
harapan. Penulis dan penumpang lainnya hanya berharap, Pemerintah benar-benar
peduli pada pengolalaan Transjakarta ini sehingga bisa memberikan manfaat lebih
lagi kepada masyarakat Jakarta.
Selain Transjakarta,
Pemerintah sedang menyiapkan alternatif transportasi massal lainnya yaitu MRT
dimana koridor pertama akan menempuh rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Proyek
monorail juga sudah sempat dimulai yang ditandai dengan pemasangan tiang-tiang
monorail diantaranya di Kuningan dan Asia Afrika. Akan tetapi sepertinya tidak
ada kelanjutan proyek yang sangat baik untuk mengatasi kemacetan Jakarta ini.
Semakin banyak alternatif transportasi massal yang cepat dan nyaman, maka semakin
banyak masyarakat yang akan migrasi dari kendaraan pribadi ke transportasi massal
dan semakin terurailah kemacetan di Jakarta. Amin..
2 comments:
transjakarta...kucintai keu dengan penuh kebencian
Aa kaya pernah naik Transjakarta aja.. Hehehe...
Post a Comment