Tanpa terasa malam telah menghampiri. Udara dingin mulai menusuk sampai
ke tulang. Setelah makan malam yang tergolong spesial karena mereka memasak
ayam kampung di gulai, kami pun berbincang-bincang sebelum akhirnya rasa kantuk
menyerang. Aku tidur pulas sekali karena kelelahan sepanjang hari. Seharusnya
malam ini kami pulang ke Pranginen, dan besok berangkat dari sana ke Dolok
Sanggul.
|
Foto hasil jepretan Ibuku |
Namun tidak ada kata negosiasi bagi Puhun dan Nampuhun, kami pun
menyerah dan menginap disana. Sementara Kak Mer yang sudah menunggu kami hanya
bisa tersenyum kecewa ketika mendengar kami akan menginap di Kuta Galung dan
besok hanya pamit sejenak ke rumahnya sebelum pulang. Ntah makanan apa yang
telah ia persiapkan untuk kami malam itu, setahuku ia ingin memasak suatu yang
spesial untukku.
Kemiskinan yang mendera kami lah yang membuatku tidak pernah
bisa mengunjunginya sejak dia menikah sampai punya empat anak dan yang tertua
sudah SMP. Bahkan ketika dia menikahpun, aku tidak bisa hadir.
Pagi-pagi sekali kami telah bersiap-siap untuk berangkat.
|
Puhun & Nampuhun bersama Ibuku sebelum pulang |
Setelah doa dan foto bersama,
kami pun bergegas menunggu mobil L300 yang akan mengangkut kami ke Dolok
Sanggul. Tiga jam perjalanan tak terasa dan kami telah sampai di Dolok Sanggul.
Akan tetapi, perubahan rencana secara mendadak telah kami lakukan dalam
perjalanan tersebut. Aku dan Ibu tidak akan pulang ke Sidikalang pada hari itu,
akan tetapi akan meneruskan perjalanan ke Silangkitang, Tarutung, kerumah kakak
ketigaku. Seharusnya kakakku yang akan datang ke Sidikalang, akan tetapi
setelah kupikir-pikir, alangkah baiknya jika aku saja yang berkunjung kesana. Sama
seperti kakak kelimaku, kakak ketiga, Kak Ampi, demikian biasa kupanggil, belum
pernah kukunjungi sejak dia menikah sampai sekarang memiliki empat anak dimana
anaknya yang paling sulung sudah lulus SMA. Lagipula perjalanan dari Dolok
Sanggul hanya sekitar satu setengah jam ke Silangkitang. Dia pun menyambut
gembira rencanaku tersebut.
|
Makan bersama kelurga Kak Ampi |
Setelah kami tiba, kami pun
disambut sangat hangat. Kulihat kakakku sedang sibuk sekali mempersiapkan
masakan spesial menyambut aku dan Ibu. Setengah jam kemudian, kamipun sudah
mengelilingi makanan yang banyak dan enak. Kak Ampi memang terkenal yang paling
jago memasak diantara kami sekeluarga. Setelah makan, aku ingin mengunjungi
ladang mereka.
|
Patung Yesus di STAKPN Tarutung |
Di sore hari, aku minta diantarkan mengunjungi Sekolah Tinggi
Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) yang terletak hanya sekitar satu
kilometer dari rumah kakakku. Setelah makan malam, kami pun berfoto bersama
karena kemungkinan besok tidak akan ada kesempatan berfoto bersama karena ponakanku
akan berangkat sekolah pagi-pagi sekali.
|
Keluarga Kak Ampi & Ibuku
|
Keluarga Kak Ampi, Aku dan Ibuku |
|
|
Sesaat sebelum berangkat sekolah |
No comments:
Post a Comment