Kardoman Tumangger
A.Gambaran Umum Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Pakpak
Masyarakat Pakpak merupakan suatu kelompok suku bangsa yang terdapat di Sumatera Utara. Secara tradisional wilayah komunitasnya disebut Tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak terbagi atas lima sub wilayah, yakni: Simsim, Keppas, Pegagan (semuanya terdapat di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat), Kelasen (Kecamatan Parlilitan - Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas dan Barus - Kabupaten Tapanuli Tengah) dan Boang (Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam). Dalam administrasi pemerintahan Indonesia saat ini, wilayah ini dibagi dalam dua provinsi (Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam) dan lima kabupaten/kota (Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam) yang mengakibatkan tidak ada daerah tingkat II yang penduduknya homogen orang Pakpak karena disegmentasi menjadi lima wilayah kabupaten/kota. Namum secara geografis wilayah atau hak ulayat secara tradisional yang disebut Tanoh Pakpak tersebut sebenarnya tidak terpisah satu sama lain karena semua daerah administrastifnya berbatasan langsung.
Dare to live until the very last. Dare to live forget about the past. Dare to live giving something of yourself to others, even when it seems there's nothing more left to give.
Tuesday, August 12, 2008
Tuesday, August 05, 2008
Legenda Asal Mula Danau Toba – Sumatera Utara
Pada zaman dahulu adalah seorang petani yang sebatang kara bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya. Sebenarnya dia sudah cukup berumur untuk menikah, tapi hingga saat itu dia belum mendapat jodoh juga.
Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Biasanya ikan hasil tangkapannya dibawa ke pondoknya untuk dimakan seorang diri. Hidupnya yang sederhana membuat dia tidak pernah merasa kekurangan sesuatu apapun.
Pada suatu hari, setelah pulang bekerja dari ladangnya, dia pergi ke sungai untuk memancing ikan. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu, tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing.
Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Biasanya ikan hasil tangkapannya dibawa ke pondoknya untuk dimakan seorang diri. Hidupnya yang sederhana membuat dia tidak pernah merasa kekurangan sesuatu apapun.
Pada suatu hari, setelah pulang bekerja dari ladangnya, dia pergi ke sungai untuk memancing ikan. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu, tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing.
Labels:
Asal Usul Danau Toba,
Batak,
Cerita Rakyat,
Legenda,
Sumatera Utara
Subscribe to:
Posts (Atom)