Showing posts with label Sumatera Utara. Show all posts
Showing posts with label Sumatera Utara. Show all posts

Thursday, August 29, 2013

My Big Family Reunion - 3rd Day

Hari Menanam Pohon (Rabu, 07 Agustus 2013)

Pembaca: Mengapa dalam acara reuni keluarga ada menanam pohon? Apalagi di daerah Sidikalang yang masih terbilang dingin, sejuk, dan jauh dari polusi? Mengapa harus menanam pohon?
Penulis: Suka-suka gue dong, emang ini kan reuni keluarga gue, masalah buat loh? Terus salah gue, salah keluarga gue, salah temen-temen gue? *Apa sih???

Semua ambil bagian
Hahaha, sabar..sabar.. Tarik napas dan tahan di perut, jangan sampai keluar dari "lobang" lain. Wkwkwkw... Memang salah satu dari kegiatan yang saya rencanakan dalam reuni keluarga besar saya adalah menamam pohon. Slogan menanam pohon selamatkan bumi hanya akan menjadi kalimat belaka apabila kita tidak mengambil bagian. Oleh karena itu, jauh-jauh hari sebelum acara reuni ini dilaksanakan, saya sudah meminta semua anggota keluarga membawa bibit pohon, terutama pohon pinang, kemiri, alpukat dan durian. Pohon pinang adalah salah satu pohon favorit saya karena itu saya minta bibit pohon pinang dalam jumlah banyak.

Tuesday, August 27, 2013

My Big Family Reunion - 2nd Day

Tour Bersama ke Taman Wisata Iman Sitinjo (Selasa, 06 Agustus 2013)


Foto Bersama Keluarga Besar Mp. Nova Tumangger
Hari kedua acara reuni sesungguhnya baru dimulai. Para peserta yang hadir juga sudah mencapai 95%. Hari kedua ini terdapat 2 tambahan acara yang membuat hari kedua sibuk luar biasa. Pagi hari kami harus belanja untuk 2 acara pada sore dan malam hari nanti. Pada sore hari nanti, saya dan beberapa anggota keluarga akan mengantarkan makanan ke rumah orang yang paling berjasa pada awal saya berangkat kuliah. Mengantarkan makanan ini dimaksud sebagai ucapan terima kasih kepada beliau. Sedangkan pada malam harinya akan ada acara adat kecil dari Tulang (saudara laki-laki ibuku) kepada kami Bere-nya (anak-anak Ibuku) dan dari kami Bere kepada Tulang. Oleh karena itu, kami harus membeli 1 ekor lomok-lomok (babi yang masih kecil) dan beberapa kilo ikan mas serta bumbu-bumbu yang diperlukan.

Monday, August 06, 2012

Pulkam Trip – 6th Day (Sidikalang-Medan-Jakarta)

Senin, 30 Juli 2012, adalah hari terakhir ku di Sidikalang. Aku tidak akan kemana-mana selain membeli dua bungkus kopi bubuk asli Sidikalang sebagai oleh-oleh kepada dua orang rekan kerja yang telah memesan. Kopi Sidikalang dulu sangat terkenal aromanya yang khas, namun sekarang mulai redup dengan brand kopi asing. Hal ini juga diakibatkan kurangnya inovasi dari pengusaha dan perhatian dari Pemkab Dairi.
UD "IDA" Kopi Bubuk Asli Dairi di Jl Sudirman, Sidikalang
Aku hanya menemani Ibu sepanjang hari berkeliling-keliling rumah sambil beristirahat setelah perjalanan panjang kami yang menguras tenaga. Siang harinya, Ibuku memasak makanan yang spesial, gulai ayam. Sebenarnya aku menolak ketika Ibu akan menawarkan memasak ayam, karena memang ayam peliharaan Ibu belum ada yang cocok untuk dipotong.

Pulkam Trip – 5th Day (Silangkitang-Sidikalang)

Pagi-pagi sekali, suasana sudah hiruk pikuk. Tiga ponakanku sudah bersiap-siap berangkat sekolah. Sedikit malas, akupun terbangun dan mereka pamitan sambil kuberikan uang jajan. Akupun harus bersiap-siap karena hari ini akan kembali ke Sidikalang. Setelah makan pagi dan acara foto bersama, kami pun dijemput AKDP CKB yang akan mengantar kami ke Sidikalang. Karena keterbatasan waktulah, maka cutiku yang hanya seminggu aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengunjungi saudara dan famili sebanyak-banyaknya. Meskipun kadang-kadang kunjungan hanya dalam hitungan jam.
Sesaat sebelum pulang ke Sidikalang

Jam dua siang kami sampai di Sidikalang. Aku langsung mandi karena aku tidak akan berani untuk mandi di sore hari di kota kopi yang terkenal sangat dingin ini. Kuambil handuk dan sabun kemudian ditemani Bonggi, anjing peliharaan kami, aku berlari ke sumur di belakang rumah, menuruni sisi-sisi jurang.

Pulkam Trip – 3rd Day (Pranginen-Kuta Galung-Alahan Lebbuh-Kuta Galung)

Alarmku berbunyi. Aku tak tahu ntah jam berapa. Yang kutahu, semua orang telah bersiap-siap. Semua ponakanku telah berpakaian rapi hendak berangkat ke sekolah. Aku pun mempersiapkan diri karena hari ini adalah perjalanan paling melelahkan yang akan kulakukan dalam pulkam trip ini. Aku akan menempuh jarak 3 km berjalan kaki bersama ponakanku untuk mencapai Kuta Galung sementara Ibuku akan diantar kakak iparku dengan sepeda motor. Aku sungguh bersemangat meskipun aku tahu nanti pasti kelelahan. Setelah pamitan, aku pun menyusul ponakanku, Tony,  yang sudah berseragam SMP di tepi jalan dan kami menyusuri jalan yang semakin menanjak sampai dipuncak bukit kemudian berliuk-liuk menurun ke desa yang kami tuju, yaitu Kuta Galung (kuta artinya kampung/desa).
Ponakanku Tony yang akan berangkat sekolah
Kuta Galung adalah pusat keramaian di daerah ini. Disana ada pasar sekali seminggu, ada beberapa gereja, poskesdes, dan sebuah SMP.  Terakhir kali aku berkunjung kesini sekitar tujuh belas tahun yang lalu, namun hingga sekarang aku belum melihat adanya perubahan yang berarti. Setelah aku dihantar sampai depan pintu, Tony berlalu ke sekolahnya. 

Pulkam Trip – 1st Day (Jakarta – Medan – Sidikalang)

Setelah genap satu tahun aku mengikuti program pendidikan untuk menjadi pekerja di salah satu BUMN terbesar di Indonesia, maka aku mendapat cuti pendidikan selama sekitar satu minggu, terhitung sejak 24 Juli-31 Agustus 2012. Kalau saja perusahaan tidak membayar biaya tiketku untuk cuti, maka aku tentu tidak akan pulang kampung (pulkam) mengingat ongkos yang cukup mahal. Meskipun tiket kembali ke Jakarta harus kubayar sendiri, namun kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Sedikit informasi, sejak meninggalkan kampung halaman pada bulan Agustus 2006 dan menempuh pendidikan tinggi di Bandung, aku belum pernah dan bertekad tidak akan kembali ke kampung halaman sebelum menjadi “orang”. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. Pada tanggal 23 Februari 2012 sekitar Pukul 22.00 WIB atau hanya beberapa jam menjelang hari kasih sayang, Tuhan menunjukkan kasih sayang kepada Ayahku dengan menjemputnya ke pangkuan-Nya di surga setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya selama lebih dari dua tahun. Aku masih ingat betul ketika Ibuku berkata: “Doman, Ayahmu sudah pergi. Meskipun demikian kamu jangan berkecil hati ya kalau kamu tidak bisa melihat Ayahmu untuk terakhir kali, bukan karena apa, tetapi karena kita tidak ada uang untuk membeli tiketmu pulang kampung. Lanjutkan kuliahmu dengan semangat.” Dan aku pun hanya berpasrah.

Tuesday, June 15, 2010

Keliling Kota Medan


Siapa yang tidak tahu kota Medan? Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara dan mendapat julukan sebagai "The Gate of Western Indonesia". Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.


Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.


Kini Medan telah tumbuh menjadi kota metropolitan. Hotel-hotel, pusat perbelanjaan, dan pusat hiburan ada dimana-mana. Kardoman berkesempatan mengunjungi Medan pada 8 Maret 2010. Dengan jumlah penduduk hampir 5 juta jiwa, Medan memang sedang berkembang menjadi kota Metropolitan dengan perbaikan di berbagai sektor terutama infrasutruktur. Saat ini, Medan sedang membangun Bandara Internasional Kuala Namu.





Sepulang dari Sidikalang menuju Bandung, Kardoman menyempatkan berkeliling Medan dalam 1 hari. Meskipun tidak cukup puas, akan tetapi lumayanlah. Kapan-kapan masih ada waktu buat keliling Medan. Kardoman Tumangger bersama Archiman Simbolon dan Andi Derma Purba menikmati es krim di McDonald di Medan Merdeka Walk. Disekitar Kawasan ini merupakan kawasan terpadu yang terdiri dari pusat kebugaran (ada banyak alat2 olagraga), pusat perbelanjaan, hotel-hotel, perbankan, perkantoran, dan banyak lagi.

Desa Singgabur, Pakpak Bharat


Adakah teman-teman yang pernah dengar Desa Singgabur? Saya jamin tidak, karena memang desa ini bukanlah sebuah desa yang terkenal seperti misalnya Kampung Naga, Kampung Sampieureun, atau yang lainnya. Tapi kali ini, Kardoman berkesempatan berkunjung ke Desa Singgabur tepatnya pada tanggal 3-4 Maret 2010. Di desa ini saya memiliki keluarga, yaitu adik kandung ayah saya (alm), yang dalam bahasa Pakpak disebut Tonga. Nah, selama 2 hari saya menginap di rumah tonga. Singgabur merupakan sebuah kawasan yang terletak di Desa Silima, Kuta Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Terletak di kawasan perbukitan yang sejuk dan indah. Gambar diatas merupakan salah satu pemandangan dari Kawasan Singgabur.

Wednesday, March 17, 2010

Lirik Lagu Cikalale Pongpong, Pakpaknese Song

Cikalale Pong Pong – Korem S.
Lagu Daerah Pakpak

Cikalale Pong Pong…
Merbuah si nangka bari…
Lalala….Lalala….Lalala

Cikalale pong-pong, ue merbuah sinangka bari da we
Simanguda bagendari en dak mangkabari
Cikalale pong-pong, ue merbuah sinangka bari da we
Simanguda bagendari en dak mangkabari

Mela mo cituk kene turang, mela mo, cituk
Ulang ulaken kene male, ulah ulang ne, ne ni bagi
Ulang…. mo….. da….. bagi…..

Kade mo lemlem pagemu, pucuk bincoli mo, kabir-kabiren
Kade mo lemmo atemu, anak maholi man, abing-abingen
Pong kirpong le pong kirpong
Pong kirpong le pong kirpong

Lalala….Lalala….Lalala
Cikalale pong-pong, ue merbuah sinangka bari da we
Simanguda bagendari en dak mangkabari
Cikalale pong-pong, ue merbuah sinangka bari da we
Simanguda bagendari en dak mangkabari

Mela mo cituk kene turang, mela mo, cituk
Ulang ulaken kene male, ulah ulang ne, ne ni bagi
Ulang…. mo….. da….. bagi…..

Pong kirpong le pong kirpong
Pong kirpong le pong kirpong
Pong kirpong le pong kirpong
Pong kirpong le pong kirpong

Lirik lagu oleh:
Kardoman Tumangger
doman.tumangger@yahoo.com

Donwload lirik ini dalam pdf, klik disini


Download video klik disini.

Tuesday, August 12, 2008

Suku Pakpak dan Eksistensinya di Indonesia

Kardoman Tumangger

A.Gambaran Umum Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Pakpak

Masyarakat Pakpak merupakan suatu kelompok suku bangsa yang terdapat di Sumatera Utara. Secara tradisional wilayah komunitasnya disebut Tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak terbagi atas lima sub wilayah, yakni: Simsim, Keppas, Pegagan (semuanya terdapat di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat), Kelasen (Kecamatan Parlilitan - Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas dan Barus - Kabupaten Tapanuli Tengah) dan Boang (Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam). Dalam administrasi pemerintahan Indonesia saat ini, wilayah ini dibagi dalam dua provinsi (Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam) dan lima kabupaten/kota (Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam) yang mengakibatkan tidak ada daerah tingkat II yang penduduknya homogen orang Pakpak karena disegmentasi menjadi lima wilayah kabupaten/kota. Namum secara geografis wilayah atau hak ulayat secara tradisional yang disebut Tanoh Pakpak tersebut sebenarnya tidak terpisah satu sama lain karena semua daerah administrastifnya berbatasan langsung.

Tuesday, August 05, 2008

Legenda Asal Mula Danau Toba – Sumatera Utara

Pada zaman dahulu adalah seorang petani yang sebatang kara bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya. Sebenarnya dia sudah cukup berumur untuk menikah, tapi hingga saat itu dia belum mendapat jodoh juga.

Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Biasanya ikan hasil tangkapannya dibawa ke pondoknya untuk dimakan seorang diri. Hidupnya yang sederhana membuat dia tidak pernah merasa kekurangan sesuatu apapun.

Pada suatu hari, setelah pulang bekerja dari ladangnya, dia pergi ke sungai untuk memancing ikan. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu, tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing.

Thursday, May 15, 2008

Taman Wisata Iman Sitinjo Sidikalang














“Sitinjo, An Unique Spiritual Tourism Site.” Demikian sebuah media nasional berbahasa Inggris tanah air, 9 Januari 2005 menginterprestasikan panorama wisata alam religius Dairi yang akan kami singgahi. Letaknya di Kecamatan Sitinjo, 3 kilometer dari Kota Sidikalang.

Mobil masih melaju melintasi aspal hitam. Pemandangan di luar kabin seakan menarik kami untuk segera tiba di tujuan. Tak sabar rasanya. Fauzi, sang fotografer mulai sibuk menyetel kamera. “Ini pasti menarik,” katanya.