Wednesday, September 18, 2013

Apo Kabar Palembang "Kota Internasional"???

Pagoda 9 Lantai di Pulau Kemaro

Dear readers,

Suasana Jakarta benar-benar membuat saya merasa bosan. Nggak tahu kenapa, pokoknya saya perlu ke suatu tempat baru, melihat yang baru dengan suasana baru. Saya sudah memutuskan alternatif yaitu ke daerah yang bisa ditempuh dengan bis, biaya murah, yang penting meninggalkan kebosanan pada Jakarta. Alternatif pertama adalah Lampung, saya sudah hubungi teman lama disana agar bersedia menampung saya. Tapi saya tidak melihat ada tempat menarik. Alternatif berikutnya Banten, saya kontak temen sekantor yang memiliki rumah disana, tapi katanya rumahnya sedang direnovasi sehingga sangat tidak tepat untuk kesana.

Stressful!

Kemudian saya menerima e-mail panggilan mengikuti HSSE Training ke Palembang! Gotcha! Saya ajukan ke assisten manajer yang sekaligus jadi manajer, di approve! Saya pun bersiap sedia petualangan baru ke Palembang. Sempat terjadi masalah kecil, Surat Perjalanan Dinas saya belum ditandatangani sampai siang. Tapi syukurlah, setelah Jumatan, bos besar menandatangani. Saya urus  tiket dan ready to go! Eitss, jangan senang dulu. Ternyata manajer saya meminta untuk menunda. Tapi saya mohon untuk tidak ditunda dengan alasan tiket sudah dibeli (alasan sebenarnya ya itu yang diatas). Akhirnya diizinkan.

Pesawat Garuda yang kutumpangi mendarat mulus di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang sekitar jam 8 pagi setelah membelah angkasa selama 1 jam. Keanehan pertama yang saya alami adalah, begitu memasuki bandara, saya mencium bau yang sangat menyengat: AMONIA! Tapi saya melihat orang lain santai-santai saja, kemudian saya cegat taxi minta diantar ke Komperta Plaju. Saya menanyakan sopir taxi apakah mencium bau amonia yang sangat menyengat, dan beliau bilang tidak. Wah, mungkin orang Palembang sudah terbiasa dengan bau tersebut. Dan hal ini saya buktikan sendiri, setelah seminggu di Palembang, saya tidak mampu mencium bau amonia lagi. Semua terasa normal, wkwkwkwkwk...

Sekitar 1 jam lebih perjalanan, akhirnya saya tiba di Plaju. Saya disambut teman saya, dipersilakan sarapan, kemudian dia menanyakan kemana tujuan saya. PULAU KEMARO! Ya, hanya itu yang saya ketahui objek wisata di Palembang. Kami cegat angkot yang mengantar kami ke Jembatan Ampera, kemudia tawar menawar pun terjadi ke pemilik speedboat untuk mengantarkan kami ke Pulau Kemaro! Setelah lama tawar menawar, akhirnya disepakati harga Rp200rb (sebelumnya Rp400rb).

Jembatan Ampera

Jembatan Ampera & Sungai Musi

Perjalanan menuju Pulau Kemaro ditempuh sekitar 15-20 menit melintasi sungai Musi yang sangat terkenal. Sungai Musi adalah sungai terbesar dan terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang 750km dan membelah kota Palembang menjadi 2 bagian kawasan. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat. Mata airnya bersumber di daerah Kepahiang, Bengkulu.

Sungai Musi disebut juga Batanghari Sembilan yang berarti sembilan sungai besar, pengertian sembilan sungai besar adalah Sungai Musi beserta delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai tersebut adalah Sungai Komering, Sungai Rawas, Sungai Leko, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Lematang, Sungai Semangus, dan Sungai Ogan.

Sungai Musi yang sangat luas

Pulau Kemaro

Pulau Kemaro, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri,yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong.  Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yg terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio) dan Patung Buddha berukuran besar. 

Di Pulau Kemaro ini juga terdapat kuil Buddha yang sering dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek. Selainnya tidak ada yang terlalu istimewa di Pulau Kemaro selain dari pada legendanya. Silahkan disimak legendanya yang ditulis diatas batu dalam gambar berikut ini.

Legenda Pulau Kemaro
Patung Buddha

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Sekembalinya dari Pulau Kemaro, perut terasa lapar. Setelah mencari-cari tempat makan yang mantap, akhirnya dapat rekomendasi di Riverside yaitu restoran terapung diatas Sungai Musi. Tetapi sebelum mengisi perut dengan makanan khas Palembang, kami menyempatkan waktu berkunjung ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMBD II) yang terletak di pinggir sungai Musi. SMBD II adalah Sultan di Kesultanan Palembang Darussalam. Ada banyak hal yang bisa dilihat disana selain dari pada tentang SMBD II, yaitu Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Boom Baru, dan Prasasti Talang Tuo yang semuanya dulu pernah saya pelajari di bangku sekolah.

Pempek

Pempek dan Es Kacang Merah
Sesudah itu kami menyusuri tepian sungai Musi melintasi Benteng Kuto Besak hingga tiba di Riverside. Kami memutuskan memesan pindang. Selanjutnya mengelilingi Kota Palembang (sempat keliling di Palembang Square) kemudian menyantap makanan paling terkenal di Palembang, "PEMPEK". Hahaha, akhirnya bisa merasakan makanan legendaris itu. Kami memutuskan menikmati pempek VICO di  Jl. Letkol Iskandar (seberang Palembang Indah Mall). Selain pempek, makanan yang wajib dicoba disini adalah es kacang merah dan ta' wan. Dan agenda terakhir adalah pijat refleksi setelah kaki serasa copot karena jalan seharian. Hmmmm...

HSSE Training

Hampir lupa ngapain ke Palembang! Wkwkwkw, baiklah saya cerita sedikit saja ya karena memang training ini sama aja dengan training pada umumnya. Ada 3 hari classroom dan satu sessi praktek pemadaman kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Tidak ada yang terlalu istimewa, kami menginap di dormitory yang disediakan, makan sehat setiap hari, menggunakan sepeda dari satu lokasi ke lokasi lainnya (bahkan dari dormitory ke tempat makan dan ke tempat training). Seneng sih, tapi pantat langsung sakit karena keseringan naik sepeda.

Peserta Training HSSE

Terima kasih kepada guru-guru pengajar HSSE khususnya Pak AY yang super gokil, selalu berhasil mengusir kantuk dan kebosanan. Thank you so much juga untuk rekan-rekan di Palembang yang telah meluangkan waktu untuk berburu durian di Pasar Kuto dan nongkrong sampai tengah malam. Special thanks to Dyna! You're the best! 

Naik sepeda sepulang training
Oh iya, hampir lupa! Bertiga (penulis, kak Ivon dan Neyni) juga berkunjung ke Jakabaring Sport City. Kami menumpang Trans Musi dari Palembang Square. Tidak ada yang terlalu menarik disana. Hanya 30 menit kami disana dan langsung pulang menuju Kenten, ke rumah kak Lomi. Setelah dijamu dengan makanan khas Batak (ikan arsik, panggang, ikan teri sambal goreng, dll), kami diantar ke bandara. Thanks untuk Neyni dan Kak Lomi yang telah meluangkan waktu mengantarkan kami ke bandara. Hehehe, akhirnya saya kembali ke Jakarta dengan semangat baru!!

No comments: