Pasca wawasan korporat, modul
selanjutnya adalah Intensive English dan English for Legal selama 1 bulan lebih
bersama Mr. John Paul Dalton. Keakraban dan kekeluargaan diantara kami semakin
terjalin erat, bahkan kami membuat kesepakatan tidak tertulis, “SEMUA ANGGOTA
BPS LEGAL PERTAMINA 2011 ADALAH SAUDARA”, suatu kesepakatan yang pada akhirnya
akan melarang adanya cinlok (cinta lokasi) diantara kami karena akan dianggap
incest (forbidden love). Hahaha, betapa
lucunya kami ya….
Foto Bersama Mr. John Paul (English Lecturer) |
Ulang Tahun Kardoman ke - 24
Pada saat ini juga, ada banyak
momen indah yang tidak akan pernah kami lupakan. Pada tanggal 26 Agustus 2011,
adalah ulang tahun Penulis yang ke-24. Wah, sudah tua nih. Hari itu biasa-biasa
saja bahkan sampai malam hari tidak ada yang istimewa, namun ketika sudah
malam, Penulis mendapat surprise dari temen2 yaitu kue ulang tahun, setelah itu
langsung di-eksekusi di kamar mandi. Penulis pun berontak dan mengejar semua
teman2 sehingga lantai III PSR menjadi sangat berisik.
Buka Puasa Bareng
Pada tanggal 27 Agustus 2011,
Penulis dan temen2 BPS Legal melaksanakan buka puasa bersama di D’Cost ITC
Permata Hijau. Semuanya ikut dan kita memeriahkan D’Cost deh. Ada kejadian unik
di D’Cost ini yang mengubah seorang temen kami, Febri alias Ummi. Pada saat
yang bersamaan, anak2 BPS Refinery ternyata buka bersama di tempat yang sama,
dan ada Fransco: cowok yang disukai sama Ummi (bener gak ya). Nah, si Fransco
ini membuat suatu tindakan yang membuat hidup Ummi tidak akan pernah sama lagi.
Wkwkwkw, lebay abis dah….
Pada saat lebaran, mayoritas temen2
pulang ke rumah masing-masing. PLC memang untuk pertama kalinya member izin
kepada peserta BPS untuk bisa mengunjungi keluarga. Penulis sendiri pulang ke
Bandung untuk menikmati liburan. Pasca libur lebaran, kita kembali ke kehidupan
normal di PLC, intensive English lagi. Untuk mengusir kebosanan, di PLC juga
sering diadakan pertandingan olah raga terutama futsal. Kebetulan sehabis pertandingan futsal, Anggi berulang tahun, surprise deh..
Pada saat belajar bahasa Inggris di
kelas, Mr. JP memberikan surprise ke Rinta. Setelah pulang dari English class, kita juga memberikan surprise.
Setelah memberikan kue ulang tahun dan upacara gila-gilaan di kamar Rinta, maka
surprise selanjutnya adalah “POCONG”. Aku sebagai actor pocong, memerankan
sebagai pocong yang berdiam diri di kamar mandi. Setelah Rinta masuk kamar
mandi, aku pun mengagetkan dia. Dan hasilnya, aku pun digebukin sama Rinta.
Puncak dari English Class adalah
English Debate. Pada awalnya, “emak” , sebutan untuk pembimbing kami,
menginginkan adanya moot court. Tapi menyelenggarakan moot court bukanlah
perkara mudah, tapi untungnya emak cepat lupa dengan idenya itu (bahkan ada
temenku berkata: emak ini visioner, tapi eksekusi nihil). Akhirnya Penulis
mengusulkan debat ke Mr. JP dan emak, dan keduanya sepakat. Akhirnya persiapan
pun dilakukan, kita dibagi kedalam 4 tim dengan 3 mosi. Setelah persiapan
matang, pada 16 September 2011, Legal English Debate pun diselenggarakan.
Meskipun pada awalnya banyak terjadi kesalahpahaman mengenai siapa yang akan
menjadi juri, tapi akhirnya berjalan dengan lancer.
Kami dijuri oleh 3 bule/native
speakers + Mr. Ronny Makasutji, disaksikan oleh beberapa dosen pembimbing lain
dan perwakilan dari PLC, serta ditonton oleh anak2 BPS Gas, maka lengkaplah
sudah kegembiraan sekaligus kebanggan kami pada acara kali ini. Special
performance kali ini adalah Mr. Harto Hanggriyono, dengan slogannya yg
terkenal: “Yes, We Can!” (Obama banget ya). Hehehe…
Akhirnya sampailah kita pada
penghujung kegiatan English Class bersama JP. Ada banyak kenangan manis ketika
kita bersama JP. Bayangkan 1 bulan lebih belajar bahasa Inggris di kelas,
betapa bosannya. Untuk mengusir kebosanan itu, kami ingat sekali JP telah
meramu dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling biasa dipakai adalah
dialog di depan kelas, menonton film, membuat kue, keliling PLC, dll. Pokoknya
bersama momen2 bersama JP tidak mudah untuk dilupakan. Satu kritik Penulis
terhadap program ini adalah karena kurangnya pengawasan dari penyelenggara
sehingga kegiatan English class ini kurang optimal dan kelihatannya kurang
serius serta instruktur kita, JP, bukanlah orang dengan latar belakang hukum,
sehingga Legal Englishnya minim sekali. Saying sekali ya..
Sebagai kenang-kenangan, kami
memberikan souvenir berupa piring cantik yang dengan background anak2 BPS Legal
bersama JP.
No comments:
Post a Comment