Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Friday, December 07, 2012

Apakah Menepati Janji itu Penting?

"When you over promise and under deliver you lose your credibility and that is incredibly hard to win back." (Angela Paige)

Suatu hari, saya dan teman saya berjanji akan pergi ke luar negeri. Karena tempat yang dituju jauh dan membutuhkan biaya besar, maka kami akan lakukan sejumlah persiapan. Diantaranya hunting tiket, hunting penginapan dan aku harus berhemat selama beberapa bulan untuk menuju tempat yang akan kami kunjungi. Karena dia sudah berpengalaman berpetualang luar negeri, maka aku sangat bergantung padanya dan dia berjanji akan membawaku kesana. Setelah beberapa bulan berlalu, berkali-kali aku tanyakan melalui pesan singkat kepadanya bagaimana tentang rencana kami yang dulu dan janjinya untuk membawaku kesana. Tapi tidak pernah ada respon. Akhirnya kubicarakan secara empat mata, dan dia mengatakan tidak memiliki cukup dana untuk itu. Semudah itukah? Tanpa perlu minta maaf? Sementara aku begitu berharap!

Thursday, December 06, 2012

Setia pada Perkara Kecil: Mungkinkah??


"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.  Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10).
 
 
 
Firman Tuhan diatas selalu tergiang-ngiang dalam kepalaku. Rasa-rasanya tidak mau pergi. Ntahlah, mungkin Tuhan punya rencana lain ketika aku mengeluh atau tidak semangat dalam bekerja, selalu Firman itu muncul lagi. Setiap bangun tidurku, sebelum berangkat kerja, biasanya aku berdoa: “Tuhan, berikan aku hikmahmu pada hari ini, untuk memiliki semangat kerja yang tinggi.” Ada rasa keengganan di hati untuk melangkah keluar kamar kos.

Sebenarnya pergumulanku tentang demotivasi dalam dunia kerja sudah pernah saya tulis dalam artikel sudah pernah saya tulis dalam artikel sebelumnya, yang berjudul: “Etos Kerja: Bekerja untuk Melayani Tuhan”.

Sunday, July 15, 2012

Madagascar 3 vs Ice Age 4 : Kisah tentang Persahabatan

Bagi para penggemar film animasi maka film Madagascar dan Ice Age pasti sudah tidak asing lagi. Dua film ini mengangkat tema persahabatan, salah satu tema yang paling saya suka. Dalam dua film diatas, Madagascar 3 dan Ice Age 4, bercerita tentang kisah persahabatan. Dalam film Madagascar 3, semuanya saling membantu, melindungi dan mendukung sahabatnya sampai akhirnya mereka mencapai tujuan mereka, yaitu kembali Central Park Zoo di New York. Memang dalam perjalanan persahabatan mereka tidak selalu indah, selalu ada perbedaan pendapat bahkan yang mengarah pada perpecahan. Namun, karena satu sama lain saling mendukung, mereka bisa menyelesaikan setiap perpecahan. Demikian juga dalam Ice Age 4, semua saling mendukung. Bahkan diakhir dari film ini, dinyanyikan sebuah lagu yang sangat indah oleh semua pemain  berjudul "We' re Family". Indah sekali.


Friday, June 29, 2012

Mengampuni, Berdamai dan Batu-Batu Setan!


Central Park Mall
Kamis, 28 Juni 2012, Doman dan dua orang teman (IS & PW) mengunjungi Central Park, Jakarta Barat. Bagi kedua teman saya, itu adalah pertama kali kunjungan mereka kesana, tapi bagi saya itu adalah kunjungan saya yang kesekian kali. Central Park @ Podomoro City merupakan salah satu mall favorit saya karena menawarkan konsep yang sangat menarik. Sekalipun berdampingan dengan Mall Taman Anggrek (salah satu mall elit di Jakarta) dan Mall Ciputra (salah satu mall untuk kelas menengah) di daerah Tanjung Duren, tetapi Central Park tetap menjadi mall favorit. Dilengkapi dengan Tribeca Park, Podomoro Apartment, Agung Podomoro Land (APL) Tower, Pullman Hotel serta diisi dengan tenant-tenant terkenal (Carrefour, Gramedia, Blizt Megaplex, Zara, Mango, Starbuck, etc.), maka wajar saja mall ini menjadi salah satu mall yang wajib dikunjungi. Selain itu, mall ini merupakan mall yang paling ramah terhadap pengunjung karena menyediakan tempat duduk dalam jumlah banyak, ada musical fountain, dan konsep "Shopping Marathon" dalam waktu-waktu tertentu. Selain itu, mall ini juga sering membuat konsep-konsep tertentu yang semakin memanjakan pengunjung. Kalau hendak kesini, disarankan diluar jam keluar kantor karena macetnya sangat keterlaluan. Apabila Anda menggunakan busway, ada shelter khusus yaitu S. Parman Central Park.

Wednesday, June 27, 2012

Etos Kerja: Bekerja untuk Melayani Tuhan

Tidak seperti biasanya, teman saya yang satu ini sering mengirim sms berkat yang diambil dari firman Tuhan. Mungkin karena dia sedang menghadapi final test untuk diangkat jadi pegawai atau apapun alasannya, saya merasa terberkati membaca sms berkat. Langsung saja, pagi ni dalam perjalanan ke kantor, tiba-tiba handphone saya berdering pertanda ada sms masuk. Mudah-mudahan pembaca tidak berkata dalam hati: "Hello, hari gini masih sms-an? BBM-an dong??" Hehehe, tapi saya tahu pembaca tidak berpikir begitu. Adapun bunyi sms-nya sangat bagus, dan saya sangat menyukainya: 
"Hey semua, ayat firman Tuhan hari ini: Pekerjaan yang kalian lakukan sebagai hamba itu, hendaklah kalian kerjakan dengan hati gembira seolah-olah Tuhan yang kalian layani, dan bukan hanya manusia. (Efesus 6:7 BIS). Lakukan semua pekerjaan untuk Tuhan, maka akan memberkati setiap pekerjaanmu. God bless"

Apabila kita merunut lagi makna dari Efesus 6:7, maka kita harus membaca dari Efesus 6:5-8, yang berbunyi:

Friday, June 22, 2012

Orang yang Mengandalkan Tuhan


Pagi ini aku dibangunkan dengan alarm handphone, Pk. 06.00. Itu adalah jadwal tetap bangun pagiku setelah mendengar lagu Hillsong - From The Inside Out. Yah, lagu alarm itu belum pernah kuganti lagi sejak ntah berapa bulan yang lalu, memang aku suka mendengarkan lagu-lagu dari Hillsong. Salah satu band favoritku.

Setelah bangun, aku mengechek handphone, dan ada satu sms dalam bahasa Inggris dari seorang teman yang masih kuliah di Fakultas Hukum Unpad. SMS itu berbunyi seperti ini:
"But blessed is the man who trusts in the LORD, whose confidence is in him.. He will be like a tree planted by the water that sends out its roots by the stream. It does not fear when heat comes; its leaves are always green. It has no worries in a year of drought and never fails to bear fruit." (Jeremiah 17:7-8 NIV 1984).

Sunday, July 06, 2008

Kita dan Masa Depan: Apa yang Paling Ku Khawatirkan?

By: Kardoman Tumangger

Ada seorang yang sangat kaya raya sedang mencari-cari apa yang menjadi kekhawatirannya sehingga membuat dirinya sering tidak bisa tidur. Berhari-harinya dicarinya apa yang menjadi kekhawatiran selama ini. Dia mencari dan terus mencari sampai dia sendiri tidak tahu betapa banyaknya hal yang telah ia lewatkan karena ternyata yang ia khawatirkan ialah apa yang tidak orang lain khawatirkan.

Diapun pergi kejalan-jalan dan menanyakan kepada anak jalanan dan pengemis serta para gelandangan di persimpangan jalan dan pusat perbelanjaan Dia kemudian bertanya:
”Apa hal yang paling kau khawatirkan dalam hidupmu sekarang ini?”
Kemudian jawab mereka:
”Aku paling khwatir kalau esok hari aku sudah tidak dapat berjalan berkeliling disini demi mendapat belas kasihan dari orang-orang sehingga aku tidak mati konyol disini, aku paling takut ditangkap aparat sehingga harus meringkuk lama sekali kemudian dilepas lagi tanpa ada pengaruhnya bagiku sama sekali.”

Orang kaya tersebut tidak merasa puas. Masih ada lebih banyak hal yang dirasakan hatinya mengenai kekhawatiran. Diapun pergi berjalan-jalan ke sebuah pasar tradisional. Pasar yang padat, sumpek, bau dan panas serta penuh ketidakteraturan. Dia kemudian bertanya:
” Apa hal yang paling kau khawatirkan dalam hidupmu sekarang ini?”
Kemudian jawab mereka:
”Aku paling khawatir suatu saat nanti aku tergusur dari sini oleh pasar-pasar modern sehingga anak-anakku di rumah tidak dapat makan apalagi melanjutkan sekolah demi mencapai cita-cita mereka.”

Lagi-lagi si orang kaya tersebut merasa tidak puas. Semakin dia bertanya semakin dia merasa ada lebih banyak hal yang lebih mengkhawatirkan dari sekedar yang dikhawatirkan mereka. Dia kemudian pergi ke pedesaan yang terpencil. Disana dia menemukan penduduka sedang senang-senangnya mengerjakan sawah-sawah dan ladang mereka. Dilihatnya kerbau menarik bajak dan banyak ayam berkeliaran di halaman rumah penduduk. Dia kemudian bertanya:
”Apa hal yang paling kau khawatirkan dalam hidupmu sekarang ini?”
Kemudian jawab mereka:
”Aku paling khawatir suatu saat nanti desa ini akan dijadikan kawasan industri milik bangsa asing sehingga kami menjadi buruh di rumah sendiri yang tidak mendapat gaji yang sepantasnya dan berdemo sehingga bahkan kami jadi dipecat bekerja disana.”

Semakin dijelaskan oleh para petani itu, orang kaya tersebut semakin tidak puas. Dia semakin merasa banyak kekosongan di hatinya. Semakin menjerit-jerit hatinya demi menahan suatu kekhawatiran yang di sendiri tidak tahu apa itu. Diapun pergi ke suatu kampus yang terkenal sebagai kawasan intelektual.
”Apa hal yang paling kau khawatirkan dalam hidupmu sekarang ini?”
Kemudian jawab salah seorang dari mereka:
”Aku paling khawatir kalau aku tidak dapat lulus sampai sarjana karena alasan termasuk karena alasan kesulitan membayar SPP, karena harus membantu orang tua menyekolahkan adik-adik, karena tidak cukup uang untuk menyusun sebuah skripsi yang baik, karena dan karena ..” Banyak lagi yang disampaikan oleh mahasiwa tersebut sehingga dia bahkan tidak dapat ingat sama sekali semua.
Kemudian dia bertanya kepada seorang mahasiswa yang lain:
”Apa hal yang paling kau khawatirkan dalam hidupmu sekarang ini?”
Dan mahasiswa tersebut menjawab:
”Aku paling khwatir kalau absenku tidak memenuhi syarat buat mengikuti ujian akhir, kalau nilaiku kosong karena tidak mengumpulkannya, kalau nilaku turun lagi karena keseringan keluyuran, kalau nilaiku tidak bisa untuk mencapai sarjana, kalau harus berputus dengan pacarku, kalau-kalau dan kalau...”

Karena orang kaya tersebut merasa pusing dan masih belum menemukan apa yang paling dikawatirkannya. Diapun pergi ketempat-tempat dia dapat menemukan apa yang paling mereka khawatirkan, dia bertanya pada para militer dan polisi, pada para pejabat dan petinggi, pada orang-orang sakit, pada dukun, peramal, dan ahli sihir, bahkan pada orang yang paling tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ketempat para orang bijak berkumpul dia bertanya:
”Apa yang paling kau khawatirkan dalam hidupmu sekarang ini?”
Dan mereka pun menjawab:
”Apa yang paling kau khawatirkan sebenarnya tidak kau ketemukan pada mereka yang ada mereka khawatirkan. Tanyalah pada dirimu sendir apa yang kau khawatirkan. Kau punya segalanya, punya harta benda melimpah, punya istri cantik, punya anak berbakat berprestasi, punya tubuh yang sehat dan kuat, yang kau khawatirkan adalah kekosongan jiwamu. Isilah jiwamu dengan harta yang tidak lapuk oleh waktu, tidak berkarat oleh zaman, dan kekal selamanya, dan kosongkan jasmanimu dari apa yang melekat selama ini maka apa yang kau khawatirkan akan lenyap.”

Diapun merasa marah dan tidak mampu menerima perkataan orang bijak tersebut. Lalu dia pun bertanya kembali: ”Apa yang paling ku khawatirkan di dalam hidupku?”