Film ini bercerita kisah hidup Iwan Setyawan, anak sopir angkutan umum asal Batu, Malang. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan niat Iwan meraih pendidikan tinggi. Ia berjuang keras untuk bersekolah hingga kuliah jurusan statistik di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hidup di rumah kecil tanpa memiliki kamar, memotivasinya untuk memiliki kamar sendiri. Usai menuntaskan pendidikan tinggi di IPB sebagai lulusan terbaik, ia bekerja selama 3 tahun di Jakarta. Anak lelaki dari lima bersaudara ini berhasil mencapai puncak karir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research di New York. Namun, ia justru memilih kembali ke kampung halaman di Batu.
Dare to live until the very last. Dare to live forget about the past. Dare to live giving something of yourself to others, even when it seems there's nothing more left to give.
Thursday, May 09, 2013
Antara Film “9 Summers 10 Autumns” dan Kisah Hidupku
Novel yang berjudul “9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple” karya Iwan Setyawan setelah menjadi
National Best Seller akhirnya diangkat menjadi film. Film “9 Summer 10 Autumns”
yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah
sudah ditayangkan secara
serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 25 April 2013. Film ini dibintangi Ihsan
Tarore sebagai Iwan (“Bayek”), Alex Komang, Dira Sugandi dan Dewi Irawan.
Film ini bercerita kisah hidup Iwan Setyawan, anak sopir angkutan umum asal Batu, Malang. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan niat Iwan meraih pendidikan tinggi. Ia berjuang keras untuk bersekolah hingga kuliah jurusan statistik di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hidup di rumah kecil tanpa memiliki kamar, memotivasinya untuk memiliki kamar sendiri. Usai menuntaskan pendidikan tinggi di IPB sebagai lulusan terbaik, ia bekerja selama 3 tahun di Jakarta. Anak lelaki dari lima bersaudara ini berhasil mencapai puncak karir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research di New York. Namun, ia justru memilih kembali ke kampung halaman di Batu.
Film ini bercerita kisah hidup Iwan Setyawan, anak sopir angkutan umum asal Batu, Malang. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan niat Iwan meraih pendidikan tinggi. Ia berjuang keras untuk bersekolah hingga kuliah jurusan statistik di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hidup di rumah kecil tanpa memiliki kamar, memotivasinya untuk memiliki kamar sendiri. Usai menuntaskan pendidikan tinggi di IPB sebagai lulusan terbaik, ia bekerja selama 3 tahun di Jakarta. Anak lelaki dari lima bersaudara ini berhasil mencapai puncak karir sebagai Director, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research di New York. Namun, ia justru memilih kembali ke kampung halaman di Batu.
Labels:
9 Summers 10 Autumns,
Film,
Iwan Setyawan,
Kisah Inspiratif,
Novel
Location:
Pejambon, Kota Jakarta Pusat, Indonesia
Wednesday, April 24, 2013
My Weekend in Balikpapan
Kali ini, saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi kembali Balikpapan. Rencananya sih untuk merayakan ulang tahun teman baikku yang seharusnya dirayakan 1 minggu sebelumnya (meskipun perayaan tidak jadi). Jadi aku anggap ini kunjungan kasih saja. Hehehe.. Menumpang pesawat Citilink dengan tiket promo Rp 412ribu pp sudah termasuk asuransi penerbangan, Jumat, 19 April 2013 saya terbang dari Soekarno-Hatta, Jakarta pada Pk. 17.00 WIB dan mendarat dengan selamat setelah penerbangan dengan penuh turbulensi di Sepinggan, Balikpapan pada Pk. 20.30 WITA. Saya dijemput brother Fransco dan sister Nina dan langsung meluncur ke perumahan Pertamina di daerah Parikesit (dekat ke Stadion Persiba). Let's travel around Balikpapan.
Apa yang Anda
pikirkan ketika mendengar kata Balikpapan? Pasti jawabannya berbeda-beda ketika
ditanyakan kepada orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Kalau ditanyakan
kepada pengamat perkotaan, mereka pasti menjawab Balikpapan adalah kota yang bersih,
rapi dan teratur. Balikpapan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak
637.488 jiwa adalah Kota Adipura. Adipura, adalah sebuah penghargaan bagi kota
di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan
perkotaan.
Taman Adipura di Jl Ahmad Yani, Balikpapan |
Labels:
Balikpapan,
Bangkirai,
Borneo,
Indonesia,
Kalimantan Timur,
Kilang Minyak Pertamina,
Kota Adipura,
Kota Minyak,
Pertamina,
Rain Forest,
Tour
Location:
Balikpapan, Indonesia
Tuesday, December 18, 2012
Pertamina Energy Tower
Masyarakat Jakarta dan Indonesia akan berbangga dengan ikon baru ibu kota yang rencananya akan dibangun pada tahun 2013 oleh BUMN Energi, PERTAMINA. Gedung baru tersebut akan diberi nama Pertamina Energy Tower dan akan menjadi menara tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 440 meter (akhirnya direvisi menjadi 530 meter) dengan 80 lantai (kemudian direvisi menjadi 99 lantai) dan luas 240.000 m2. Kapasitas menara ini adalah 18.000 orang yang merupakan tempat bekerja para pekerja Pertamina dan seluruh anak perusahaan. Biaya pembangunan mencapai 1,15 Billion USD dengan fasilitas terdiri dari Masjid kapasitas 6000 orang, Concert Hall kapasitas 2000 orang, Exhibition Hall kapasitas 2000 orang, Parkir untuk 4000 lot, Bank, Retail, Sport Centre, Cafetaria, Gallery dan Perpustakaan. Menara ini dirancang oleh arsitek terbaik dunia SOM (Skidmore, Owings, Merril LLP) yang juga merupakan arsitek Burj Khalifa, Dubai dan One World Trade Center, New York, US.
Pertamina Energy Tower |
Labels:
Indonesia,
Jakarta,
PDSI,
PDV,
Pertagas,
Pertamina,
Pertamina Energy Tower,
Pertamina EP,
Pertamina Tower
Friday, December 07, 2012
Apakah Menepati Janji itu Penting?
"When you over promise and under deliver you lose your
credibility and that is incredibly hard to win back." (Angela Paige)
Suatu hari, saya dan teman saya
berjanji akan pergi ke luar negeri. Karena tempat yang dituju jauh dan membutuhkan
biaya besar, maka kami akan lakukan sejumlah persiapan. Diantaranya hunting
tiket, hunting penginapan dan aku harus berhemat selama beberapa bulan untuk
menuju tempat yang akan kami kunjungi. Karena dia sudah berpengalaman
berpetualang luar negeri, maka aku sangat bergantung padanya dan dia berjanji
akan membawaku kesana. Setelah beberapa bulan berlalu, berkali-kali aku
tanyakan melalui pesan singkat kepadanya bagaimana tentang rencana kami yang
dulu dan janjinya untuk membawaku kesana. Tapi tidak pernah ada respon. Akhirnya
kubicarakan secara empat mata, dan dia mengatakan tidak memiliki cukup dana
untuk itu. Semudah itukah? Tanpa perlu minta maaf? Sementara aku begitu
berharap!
Labels:
Angela Paige,
Firman Tuhan,
Hutang,
Janji,
Janji adalah Hutang,
Menepati Janji,
Renungan
Thursday, December 06, 2012
Setia pada Perkara Kecil: Mungkinkah??
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil,
ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10).
Firman Tuhan diatas selalu
tergiang-ngiang dalam kepalaku. Rasa-rasanya tidak mau pergi. Ntahlah, mungkin
Tuhan punya rencana lain ketika aku mengeluh atau tidak semangat dalam
bekerja, selalu Firman itu muncul lagi. Setiap bangun tidurku, sebelum
berangkat kerja, biasanya aku berdoa: “Tuhan, berikan aku hikmahmu pada hari
ini, untuk memiliki semangat kerja yang tinggi.” Ada rasa keengganan di hati
untuk melangkah keluar kamar kos.
Sebenarnya pergumulanku tentang demotivasi dalam dunia
kerja sudah pernah saya tulis dalam artikel sudah pernah saya tulis dalam artikel sebelumnya, yang berjudul: “Etos Kerja: Bekerja untuk Melayani Tuhan”.
Wednesday, October 31, 2012
Bali – dalam 3 ½ hari + ½ hari (Part 2)
Sunday Service @ BDIC,
Puja Mandala Complex, Nusa Dua
Bukit Doa International Church |
Minggu, 21 Oktober 2012. Dengan sedikit malas,
aku bangun dan mengajak rekan sekamarku sarapan di restoran. Hari ini sudah
tidak ada kegiatan. Yang harus kulakukan adalah berangkat ibadah minggu dan
menikmati Bali sampai sore hari nanti. Rencana awalnya bergereja di GII
Denpasar bersama Indra, temanku dari Bandung yang bekerja di Denpasar, tidak
dapat kulakukan. Selain butuh waktu ke Denpasar, aku juga harus membereskan
beberapa hal lagi.
Akhirnya kuputuskan mengikuti English Service di Bukit Doa International Church, Kompleks Puja Mandala, Nusa Dua atau sekitar 10 menit naik taksi dari Conrad. Kompleks Puja Mandala ini adalah kompleks peribadatan yang sangat lengkap. Ada 2 bangunan gereja (Katolik & Protestan), Pura, Klenteng, dan Masjid.
Akhirnya kuputuskan mengikuti English Service di Bukit Doa International Church, Kompleks Puja Mandala, Nusa Dua atau sekitar 10 menit naik taksi dari Conrad. Kompleks Puja Mandala ini adalah kompleks peribadatan yang sangat lengkap. Ada 2 bangunan gereja (Katolik & Protestan), Pura, Klenteng, dan Masjid.
Tuesday, October 30, 2012
Bali – dalam 3 ½ hari + ½ hari (Part 1)
Jujur saja, di usiaku yang sudah 25 tahun ini, aku
belum pernah menginjak Bali sebelumnya. Aku hanya tahu Bali dari pelajaran
sekolah, dari TV, Koran, Radio, Internet dan dari teman-teman yang sudah pernah
kesana. Namun seperti sudah-sudah, kemana pun yang aku inginkan, tanpa ada niat
mewujudkannya karena mungkin terbentur keuangan dan waktu, Tuhan pasti berikan
jalan. Dari hal-hal yang sangat kecil sampai hal-hal yang besar. Contohnya,
dulu naik pesawat adalah serasa mimpi bagi aku dan keluarga, namun sekarang, aku
sudah sering naik pesawat. Naik ke puncak Monas, adalah keinginan yang lama
tertunda. Akhirnya naik juga karena ada temen yang ngajak. Bahkan masuk ke
Gelora Bung Karno, TMII dan Pacific Place Mall belum aku lakukan sekalipun aku
sudah 1 tahun lebih di Jakarta. Namun selalu ada waktu dan cara yang tepat
sehingga semua keinginan aku terpenuhi. Tuhan memang selalu bekerja dengan cara
yang tidak diduga manusia.
Peta Pulau Bali |
Demikian halnya dengan Bali. Telah lama aku
impikan untuk berkunjung kesana. Akhirnya tanpa usaha yang luar biasa, aku
akhirnya berangkat. Yup, aku ditunjuk sebagai salah satu panitia kegiatan
kantor yang akan dilaksanakan di Bali! Kegiatan yang akan dilaksanakan selama 3
hari tersebut bahkan diadakan di salah satu dari 35 hotel paling mewah di Bali,
yaitu Conrad Hotel, yaitu jaringan hotel mewah di bawah bendera Hilton Group.
Labels:
80's,
Bali,
Conrad Hotel,
Danau Beratan,
Denpasar,
Jimbaran,
Ngurah Rai,
Sangeh,
Tanjung Benoa,
The Sila's Resort
Monday, October 08, 2012
Transjakarta: Kubenci Kau dengan Penuh Kasih Sayang
Penulis sudah lebih dari 2 tahun menjadi
pelanggan Transjakarta, sejenis bus rapid
transit (BRT) atau lebih akrab dikenal sebagai “busway”. Angkutan massal
berbasis bus ini dulunya diharapkan mampu mengatasi kemacetan Jakarta. Mengapa
Pemerintah memilih busway bukan subway atau monorail? Ntahlah, tapi sejauh
pengetahuan Penulis, menurut pakar transportasi dan konsultan transportasi pada
saat itu, busway adalah angkutan umum massal yang cocok dengan kondisi Jakarta.
Transjakarta melintasi Bundaran HI |
Sekilas tentang
Transjakarta
Transjakarta adalah adalah sistem BRT pertama
di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kita harus bilang “WOW” dulu dong, secara
Jakarta atau khususnya Indonesia adalah pemakai BRT pertama di Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Nah, Transjakarta ini sendiri beroperasi sejak 15 Januari 2004,
jadi sudah lebih dari 8 (delapan) tahun beroperasi. Hingga 28 Desember 2011,
sudah ada 11 koridor beroperasi, 1 masih dalam konstruksi, dan 3 lagi masih dalam
rencana dengan 181 halte serta mengangkut rata-rata 310.000 penumpang setiap
hari. Sekali lagi, WOW!! Bus Transjakarta melewati jalur khusus dan harga
tiketnya masih disubsidi oleh Pemda DKI, makanya bayarnya cuma Rp 3.500/trip
aja. Hingga saat ini, Transjakarta memiliki rute BRT terpanjang di dunia
(dengan panjang sekitar 172 km) dan memiliki lebih dari 520 bus yang
beroperasi. Untuk ketiga kalinya, WOW!!
Labels:
Ancol,
Bendungan Hilir,
busway,
Harmoni,
Jakarta,
Kalideres,
Kampung Melayu,
Lebak Bulus,
Monas,
Pasar Baru,
Pulo Gadung,
Pulo Gebang,
Ragunan,
Semanggi,
Senen,
Tranjakarta
Saturday, October 06, 2012
“Menggerakkan Tradisi, Meneguhkan Indonesia”
Peringatan
1000 hari Wafatnya Gus Dur
Jumat, 29 September
2012, sepertinya tidak biasa bagiku. Hari ini aku banyak kesel namun banyak
tertawa. Seraya menyukseskan satu program di kantor yaitu meningkatkan
kepedulian terhadap pengelolaan dokumen yang baik dan benar, aku banyak
bercanda dan tertawa dengan rekan-rekan kerja bahkan dengan level manager
sekalipun. Di sisi lain, kekesalan juga menumpuk. Kekesalanku memuncak ketika
mendapat Blackberry Messanger (BBM) dari temanku dalam perjalananku menuju
Benhil dari Gambir. Temanku ini meminta bantuan melalui BBM di pagi hari untuk
membantu proses pindahan kos-nya di Benhil pada jam 5an sore nanti. Dengan
sedikit malas aku mengiyakan karena mengingat hari ini adalah Jumat maka lalu
lintas pasti akan sangat padat di daerah Thamrin-Sudirman. Aku tidak menumpang
busway, aku menumpang bis dan harus membayar ekstra untuk itu. Setelah kemacetan
panjang di Thamrin, akhirnya bis melewati Bundaran HI. Namun, kuterima BBM dari
temanku tersebut yang isinya membatalkan bantuan yang diminta dan ditunda untuk
keesokan harinya. Dengan sedikit kesal aku harus memutar balik perjalanan dan
berjibaku di busway dengan para penumpang yang penuh sesak. Setibanya di
Gambir, aku langsung mencari tempat makan langganan dan ternyata tutup.
Akhirnya tidak ada pilihan lain, membeli nasi padang yang aku kurang suka.
Labels:
Cikini,
Gus Dur,
Jakarta,
Pluralisme,
Taman Ismail Marzuki
Monday, August 06, 2012
Pulkam Trip – 6th Day (Sidikalang-Medan-Jakarta)
Senin, 30 Juli 2012, adalah hari terakhir ku di Sidikalang. Aku tidak akan kemana-mana selain membeli dua bungkus kopi bubuk asli Sidikalang sebagai oleh-oleh kepada dua orang rekan kerja yang telah memesan. Kopi Sidikalang dulu sangat terkenal aromanya yang khas, namun sekarang mulai redup dengan brand kopi asing. Hal ini juga diakibatkan kurangnya inovasi dari pengusaha dan perhatian dari Pemkab Dairi.
Aku hanya menemani Ibu sepanjang hari berkeliling-keliling rumah sambil beristirahat setelah perjalanan panjang kami yang menguras tenaga. Siang harinya, Ibuku memasak makanan yang spesial, gulai ayam. Sebenarnya aku menolak ketika Ibu akan menawarkan memasak ayam, karena memang ayam peliharaan Ibu belum ada yang cocok untuk dipotong.
UD "IDA" Kopi Bubuk Asli Dairi di Jl Sudirman, Sidikalang |
Labels:
Dairi,
Jakarta,
Kopi Sidikalang,
Medan,
Polonia,
Pulang Kampung,
Sidikalang,
Sumatera Utara,
Tour,
Trip
Pulkam Trip – 5th Day (Silangkitang-Sidikalang)
Pagi-pagi sekali, suasana sudah hiruk pikuk. Tiga ponakanku sudah
bersiap-siap berangkat sekolah. Sedikit malas, akupun terbangun dan mereka
pamitan sambil kuberikan uang jajan. Akupun harus bersiap-siap karena hari ini
akan kembali ke Sidikalang. Setelah makan pagi dan acara foto bersama, kami pun
dijemput AKDP CKB yang akan mengantar kami ke Sidikalang. Karena keterbatasan
waktulah, maka cutiku yang hanya seminggu aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya
untuk mengunjungi saudara dan famili sebanyak-banyaknya. Meskipun kadang-kadang
kunjungan hanya dalam hitungan jam.
Sesaat sebelum pulang ke Sidikalang |
Jam dua siang kami sampai di Sidikalang. Aku langsung mandi karena aku
tidak akan berani untuk mandi di sore hari di kota kopi yang terkenal sangat
dingin ini. Kuambil handuk dan sabun kemudian ditemani Bonggi, anjing
peliharaan kami, aku berlari ke sumur di belakang rumah, menuruni sisi-sisi
jurang.
Labels:
Dairi,
GKPPD,
Kopi Sidikalang,
Pakpak,
Pulang Kampung,
Sidikalang,
Sumatera Utara,
Tour,
Trip
Pulkam Trip – 4th Day (Kuta Galung-Dolok Sanggul-Parlilitan-Silangkitang)
Tanpa terasa malam telah menghampiri. Udara dingin mulai menusuk sampai
ke tulang. Setelah makan malam yang tergolong spesial karena mereka memasak
ayam kampung di gulai, kami pun berbincang-bincang sebelum akhirnya rasa kantuk
menyerang. Aku tidur pulas sekali karena kelelahan sepanjang hari. Seharusnya
malam ini kami pulang ke Pranginen, dan besok berangkat dari sana ke Dolok
Sanggul.
Foto hasil jepretan Ibuku |
Namun tidak ada kata negosiasi bagi Puhun dan Nampuhun, kami pun
menyerah dan menginap disana. Sementara Kak Mer yang sudah menunggu kami hanya
bisa tersenyum kecewa ketika mendengar kami akan menginap di Kuta Galung dan
besok hanya pamit sejenak ke rumahnya sebelum pulang. Ntah makanan apa yang
telah ia persiapkan untuk kami malam itu, setahuku ia ingin memasak suatu yang
spesial untukku.
Labels:
Dolok Sanggul,
Kuta Galung,
Parlilitan,
Pranginen,
Pulang Kampung,
Silangkitang,
STAKPN,
Tarutung,
Tour,
Trip
Pulkam Trip – 3rd Day (Pranginen-Kuta Galung-Alahan Lebbuh-Kuta Galung)
Alarmku berbunyi. Aku tak tahu ntah jam berapa. Yang kutahu, semua orang
telah bersiap-siap. Semua ponakanku telah berpakaian rapi hendak berangkat ke
sekolah. Aku pun mempersiapkan diri karena hari ini adalah perjalanan paling
melelahkan yang akan kulakukan dalam pulkam trip ini. Aku akan menempuh jarak 3
km berjalan kaki bersama ponakanku untuk mencapai Kuta Galung sementara Ibuku
akan diantar kakak iparku dengan sepeda motor. Aku sungguh bersemangat meskipun
aku tahu nanti pasti kelelahan. Setelah pamitan, aku pun menyusul ponakanku,
Tony, yang sudah berseragam SMP di tepi
jalan dan kami menyusuri jalan yang semakin menanjak sampai dipuncak bukit
kemudian berliuk-liuk menurun ke desa yang kami tuju, yaitu Kuta Galung (kuta
artinya kampung/desa).
Ponakanku Tony yang akan berangkat sekolah |
Kuta Galung adalah pusat keramaian di daerah ini. Disana ada pasar
sekali seminggu, ada beberapa gereja, poskesdes, dan sebuah SMP. Terakhir kali aku berkunjung kesini sekitar
tujuh belas tahun yang lalu, namun hingga sekarang aku belum melihat adanya
perubahan yang berarti. Setelah aku dihantar sampai depan pintu, Tony berlalu
ke sekolahnya.
Labels:
Alahan Lebbuh,
Kuta Galung,
Pakpak,
Parlilitan,
Pranginen,
Pulang Kampung,
Sumatera Utara
Pulkam Trip – 2nd Day (Sidikalang-Dolok Sanggul-Parlilitan-Pranginen)
Setelah tubuhku terasa hangat, aku pun mandi dengan air ramuan yang telah dipersiapkan Ibuku. Rasa segar menyelimuti dan aku berganti pakaian. Kemudian kami berangkat ke rumah kakak kedua sekitar 4 km dari rumah dan menginap disana. Keesokan harinya, kami pun bersiap-siap berangkat ke kampung ayahku. Setelah mempersiapkan barang-barang yang hendak dibawa (dan yang paling penting adalah kamera dan baterainya karena sangat sulit menemukan penjual baterai kamera disana nantinya), kami pun berangkat ke stasiun dan menumpang CKB sejenis AKDP yang mengantar kami sampai Dolok Sanggul.
Setelah dua jam transit disana, kami pun menumpang mobil angkutan sejenis L300 untuk mengantarkan kami ke Pranginen melewati Parlilitan.
Tidak terasa tiga jam di perjalanan, sekitar jam 5 sore, kami sampai di rumah kakak kelimaku, yaitu Kak Merdiana. Rumah kak Mer, demikian biasa kupanggil, berada ditepi jalan menuju Kuta Galung. Oh ya, sebagai informasi kami ada sepuluh orang bersaudara, terdiri dari empat laki-laki dan enam perempuan.
Simpang Empat Dolok Sanggul, Kab. Humbahas |
Labels:
Dolok Sanggul,
Parlilitan,
Pranginen,
Pulang Kampung,
Sidikalang
Pulkam Trip – 1st Day (Jakarta – Medan – Sidikalang)
Setelah genap satu tahun aku mengikuti program pendidikan untuk menjadi
pekerja di salah satu BUMN terbesar di Indonesia, maka aku mendapat cuti
pendidikan selama sekitar satu minggu, terhitung sejak 24 Juli-31 Agustus 2012.
Kalau saja perusahaan tidak membayar biaya tiketku untuk cuti, maka aku tentu
tidak akan pulang kampung (pulkam) mengingat ongkos yang cukup mahal. Meskipun
tiket kembali ke Jakarta harus kubayar sendiri, namun kesempatan ini tidak aku
sia-siakan. Sedikit informasi, sejak meninggalkan kampung halaman pada bulan
Agustus 2006 dan menempuh pendidikan tinggi di Bandung, aku belum pernah dan
bertekad tidak akan kembali ke kampung halaman sebelum menjadi “orang”. Akan
tetapi, Tuhan berkehendak lain. Pada tanggal 23 Februari 2012 sekitar Pukul
22.00 WIB atau hanya beberapa jam menjelang hari kasih sayang, Tuhan menunjukkan
kasih sayang kepada Ayahku dengan menjemputnya ke pangkuan-Nya di surga setelah
berjuang melawan sakit yang dideritanya selama lebih dari dua tahun. Aku masih
ingat betul ketika Ibuku berkata: “Doman, Ayahmu sudah pergi. Meskipun demikian
kamu jangan berkecil hati ya kalau kamu tidak bisa melihat Ayahmu untuk
terakhir kali, bukan karena apa, tetapi karena kita tidak ada uang untuk
membeli tiketmu pulang kampung. Lanjutkan kuliahmu dengan semangat.” Dan aku
pun hanya berpasrah.
Labels:
Bandung,
Jakarta,
Kopi Sidikalang,
Medan,
Pulang Kampung,
Sidikalang,
Sumatera Utara,
Tour,
Trip
Sunday, July 15, 2012
Madagascar 3 vs Ice Age 4 : Kisah tentang Persahabatan
Bagi para penggemar film animasi maka film Madagascar dan Ice Age pasti sudah tidak asing lagi. Dua film ini mengangkat tema persahabatan, salah satu tema yang paling saya suka. Dalam dua film diatas, Madagascar 3 dan Ice Age 4, bercerita tentang kisah persahabatan. Dalam film Madagascar 3, semuanya saling membantu, melindungi dan mendukung sahabatnya sampai akhirnya mereka mencapai tujuan mereka, yaitu kembali Central Park Zoo di New York. Memang dalam perjalanan persahabatan mereka tidak selalu indah, selalu ada perbedaan pendapat bahkan yang mengarah pada perpecahan. Namun, karena satu sama lain saling mendukung, mereka bisa menyelesaikan setiap perpecahan. Demikian juga dalam Ice Age 4, semua saling mendukung. Bahkan diakhir dari film ini, dinyanyikan sebuah lagu yang sangat indah oleh semua pemain berjudul "We' re Family". Indah sekali.
Labels:
Amsal,
Film,
Firman Tuhan,
Ice Age 4,
Madagascar 3,
persahabatan,
Renungan,
sahabat sejati
Location:
Simprug, Jakarta 12220, Indonesia
Monday, July 02, 2012
Surat untuk Mama: Sebuah Kisah Hidup Menggapai Cita-cita
Jakarta, 1 July 2012
Mama yang kurindukan,
Surat ini kutulis bukan untuk kukirim padamu. Karena saat surat ini kutulis,
memang aku sudah tidak pernah mengirim surat lagi untukmu. Selain dengan adanya
handphone yang memudahkan kita untuk saling melepas rindu, aku juga semakin
sibuk dan tidak ada lagi keinginan untuk menulis surat. Dulu mama pasti selalu menantikan suratku dari Bandung ketika aku masih kuliah, dan Mama pasti sangat
sangat senang ketika surat itu dibacakan. Dan sebagaimana ceritamu dulu padaku,
Papa pasti akan membaca suratku berkali-kali, seakan-akan ada kebahagiaan
dimatanya ketika membaca surat-suratku. Juga Mama dan Papa selalu menyimpan
rapi semua surat yang pernah kukirimkan. Hal itu kuketahui ketika aku pulang
sewaktu Papa meninggal tiga tahun yang lalu. Sayang Papa tidak pernah bertemu
dengan anaknya yang sangat dibanggakannya. Terakhir kali dia melihatku, ketika
mengantarku ke gang rumah kita, sebelum aku berangkat ke Medan dan terbang ke Jakarta tujuh tahun
lalu. Ntah mengapa, Papa yang biasanya paling tegar dan keras pendiriannya
dalam keluarga kita, seakan-akan tahu bahwa itu adalah pertemuan terakhirnya
denganku, dia meneteskan air mata saat dia memelukku erat. Tidak pernah Papa memeluk anaknya. Dia memang sedikit dingin. Tapi dia adalah Papa terbaik di dunia. Dia kemudian membelakangiku
dan mengusap air matanya, seolah-olah tidak mampu melihat kepergianku. Saat itu aku tidak tahu apa makna semua itu.
Mama yang kurindukan,
Aku lihat beberapa keluarga besar kita ikut mengantar kepergianku, juga ada sejumlah
tetangga. Bahkan beberapa diantara mereka menitipkan sejumlah uang, katanya
untuk jajan di perjalanan. Tak terungkapkan betapa haru biru perasaanku saat
itu. Aku akan kuliah di Bandung!!! Seakan-akan masih dalam mimpi dan semuanya
begitu cepat. Aku menerima pesan singkat dari teman di Medan pada malam hari:
“Kamu lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru.”
Friday, June 29, 2012
Mengampuni, Berdamai dan Batu-Batu Setan!
Central Park Mall |
Labels:
Central Park,
Firman Tuhan,
Jakarta,
Mengampuni,
Renungan,
Setan,
Tour
Wednesday, June 27, 2012
Etos Kerja: Bekerja untuk Melayani Tuhan
Tidak seperti biasanya, teman saya yang satu ini sering mengirim sms berkat yang diambil dari firman Tuhan. Mungkin karena dia sedang menghadapi final test untuk diangkat jadi pegawai atau apapun alasannya, saya merasa terberkati membaca sms berkat. Langsung saja, pagi ni dalam perjalanan ke kantor, tiba-tiba handphone saya berdering pertanda ada sms masuk. Mudah-mudahan pembaca tidak berkata dalam hati: "Hello, hari gini masih sms-an? BBM-an dong??" Hehehe, tapi saya tahu pembaca tidak berpikir begitu. Adapun bunyi sms-nya sangat bagus, dan saya sangat menyukainya:
"Hey semua, ayat firman Tuhan hari ini: Pekerjaan yang kalian lakukan sebagai hamba itu, hendaklah kalian kerjakan dengan hati gembira seolah-olah Tuhan yang kalian layani, dan bukan hanya manusia. (Efesus 6:7 BIS). Lakukan semua pekerjaan untuk Tuhan, maka akan memberkati setiap pekerjaanmu. God bless"
Apabila kita merunut lagi makna dari Efesus 6:7, maka kita harus membaca dari Efesus 6:5-8, yang berbunyi:
Labels:
8 etos kerja profesional,
Alkitab,
Etos Kerja,
Firman Tuhan,
Jansen Sinamo,
Renungan,
SMS
Friday, June 22, 2012
Orang yang Mengandalkan Tuhan
Pagi ini aku dibangunkan dengan alarm handphone, Pk. 06.00. Itu adalah jadwal tetap bangun pagiku setelah mendengar lagu Hillsong - From The Inside Out. Yah, lagu alarm itu belum pernah kuganti lagi sejak ntah berapa bulan yang lalu, memang aku suka mendengarkan lagu-lagu dari Hillsong. Salah satu band favoritku.
Setelah bangun, aku mengechek handphone, dan ada satu sms dalam bahasa Inggris dari seorang teman yang masih kuliah di Fakultas Hukum Unpad. SMS itu berbunyi seperti ini:
"But blessed is the man who trusts in the LORD, whose confidence is in him.. He will be like a tree planted by the water that sends out its roots by the stream. It does not fear when heat comes; its leaves are always green. It has no worries in a year of drought and never fails to bear fruit." (Jeremiah 17:7-8 NIV 1984).
Labels:
Facebook,
Firman Tuhan,
Pertamina,
Pohon di tepi air,
Renungan,
Saat Teduh,
SMS,
Tuhan,
Twitter,
Yeremia
Subscribe to:
Posts (Atom)